Ankara biasanya tidak berada di atas rencana perjalanan mereka yang mengunjungi kalkun baik untuk pantainya yang berpasir atau untuk situs bersejarah dari megacity yang ramai, Istanbul. Modal yang relatif tidak diketahui sering berfungsi sebagai titik transit belaka bagi mereka yang bepergian ke atau dari cerobong dongeng di dekatnya Cappadocia. Oleh karena itu bisa mengejutkan bagi banyak orang bahwa kota itu pernah menjadi kota metropolitan Romawi yang ramai di Asia Kecil.
Sejarah pemukiman Ankara yang dapat diverifikasi berasal dari zaman Kerajaan Frigia, yang telah memerintah sebagian besar Anatolia Barat sebelum penaklukan Persia pada abad ke -7 SM. Periode Helenistik setelah kunjungan Alexander terhadap Persia telah melihat kedatangan dan penyelesaian orang-orang berbahasa Celtic kuno dengan nama orang Galatia yang akan segera membangun pemerintahan politik mereka sendiri di daerah tersebut. Itu setelah integrasi wilayah kerajaan Galatia ke dalam kekaisaran Romawi yang berkembang, Ankara (yang kemudian dikenal sebagai Ancyra) akan terus berkembang menjadi pusat provinsi yang ramai di pemerintahan Romawi di Asia Kecil.
Kuil akan diresmikan di jantung kota untuk menghormati Kaisar Augustus, dan itu akan melalui sebuah prasasti di kuil ini bahwa Duta Besar Flemish abad ke -16 dari Kaisar Romawi Suci kepada Ottoman telah mampu mentranskripsi teks otobiografi penuh Prestasi St. Augustus (Perbuatan Augustus Divine) dan bawa kembali ke Eropa.
Reruntuhan kuil sekarang berdiri di tengah-tengah salah satu situs Muslim paling suci di negara itu yang didedikasikan untuk mistikus dan santa sufi Anatolia abad ke-15 yang berpengaruh dengan nama Hacı Bayram-ı Veli, yang makam dan masjidnya hanya berdekatan dengan kuil menarik ribuan Muslim yang taat.